Sabtu, 18 Desember 2010

BEKERJA


“Jika ada seseorang yang keluar dari rumah untuk bekerja guna mengusahakan kehidupan anaknya yang masih kecil, maka ia telah berusaha di jalan Allah. Jika ia bekerja untuk dirinya sendiri agar tidak sampai meminta-minta pada orang lain, itu pun di jalan Allah” (HR. Thabrani).

Merupakan ciri orang bertaqwa adalah melaksanakan perbuatan yang diridhai Allah. Bekerja, sebagaimana dalam hadits di atas, merupakan pekerjaan mulia yang diridhai Allah. Dalam hadits yang lain, Rasulullah jelas mengatakan bahwa bekerja untuk mencari nafkah halal adalah wajib. Sabdanya, “Mencari rezeki yang halal itu wajib sesudah menunaikan ibadah fardhu (seperti shalat, puasa dan sebagainya)” (HR. Thabrani & Baihaqi).

Karena itu, siapapun yang mengimani Allah dan Rasulullah, tak sepatutnya berpangku tangan atau membiarkan diri tak bekerja. Apalagi bekerja bukan hanya menghasilkan berbagai kebutuhan hidup, tetapi juga menghasilkan pahala berlimpah dan bahkan ampunan dosa. Keletihan yang dirasakan tubuh ketika bekerja akan segera berakhir ketika tubuh normal kembali setelah beristirahat. Namun, pahala yang dijanjikan Allah dari niat yang ikhlas akan mengalir.

Namun demikian, diingatkan juga agar niat bekerja perlu dijaga agar tidak tergelincir. Disebutkan Rasulullah s.a.w. bahwa jika seseorang bekerja untuk berpamer atau bermegah-megahan, maka itulah di jalan setan. Dengan kata lain, bekerja seharusnya menghasilkan pahala, tetapi malah menghasilkan dosa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar