Sabtu, 15 Januari 2011

LIMA PULUH ORANG PEMAIN BOLA DI KANCAH DUNIA YANG BERAGAMA ISLAM LENGKAP DENGAN BIOGRAFINYA



















1. Zinedine Yazid Zidane (Prancis):

2. Mezut Ozil (Jerman):

3. Nicolas Anelka (Prancis) dengan nama muslim Abdul Salam Bilal:

4. Samir Nasri (Prancis):

5. Eric Abidal (Prancis):

6. Lilian Thuram (Prancis):

7. Frank Bilal Ribery (Prancis):

8. Mahamadou Diarra (Prancis):

9. Lassana Diarra (Prancis):

10. Zlatan Ibrahimovic (Swedia) ada yang mengatakan bahwa Ibrahimovic adalah atheis:

11. Mohammed ‘Momo’ Lamine Sissoko (Mali):

12. Frederic Kanoute (Mali):

13. Robin Van Persie (Belanda) menikah dengan wanita muslim sehingga menjadi muallaf:

14. Khalid Boulahrouz (Belanda):

15. Lee Woon Jae (Korea Selatan):

16. Hasan Salihamidzic (Bosnia):

17.Kolo Habib Toure (Pantai Gading):

18. Ahmed Mido Hossam (Mesir):

19. Amr Zaki (Mesir):

20. Idriss Kameni (Kamerun):

21. Yaya Toure (Pantai Gading):

22. Pascal Cygan (Prancis):

23. Abdul Karim Benzema (Prancis):

24. Hatem Ben Arfa (Prancis):

25. El Hadji Diouf (Senegal):

26. Nihat Kahveci (Turki):

27. Sulley Ali Muntari (Ghana):

28. Halil Altintop (Turki):

29. Hamit Altintop (Turki):

30. Rustu Rehber (Turki):
31. Hossam Ghaly (Mesir):
32. Ibrahim Ba (Prancis):
33. Rahman Rezai (Iran):
34. Ali Al-Habsi (Oman):
35.Zlatan Muslimovic (Bosnia):
36. Radhi Jaidi (Tunisia):
37. Abdoulaye Faye (Bolton):
38. Abdoulaye Meite (Pantai Gading):
39. Mohamed Camara (Prancis):
40. Emre Belozoglu (Turki):
41. Tugay Kerimoglu (Turki):
42. Nabil El Zhar (Maroko):
43. Salomon Kalou (Pantai Gading)
44. Mounir El Hamdaoui (Belanda)
45. Semi Khedira (Jerman)
46. Ibrahim Affelay (Belanda)
47. Muhammed Zidan (Mesir)
48. Aboubakar Keita (Ghana)
49. Abdul Kader Keita (Mali)
50. Umit karan (Turki)


Zinedine Yazid Zidane

Zinedine Yazid Zidane (lahir di Marseille, Perancis, 23 Juni 1972), dengan nama panggilan Zizou adalah seorang pemain sepak bola Perancis keturunan Aljazair. Posisinya adalah gelandang menyerang. Ia memulai karir sebagai pemain di klub AS Cannes dan kemudian bermain di Girondins Bordeaux, Juventus, dan terakhir di Real Madrid. Ia pensiun dari sepak bola klub pada tahun 2006 dan pensiun dari tim nasional sepak bola Perancis setelah Piala Dunia 2006. . Setelah penampilan Zidane di Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000, tidak sedikit publik sepak bola yang menganggapnya sebagai pemain terbaik di dunia. Kelebihan dan keahliannya melakukan dribbling dan penguasaan bola, mempersulit pemain lawan untuk merebut bola darinya. . Zidane memiliki empat anak, hasil pernikahannya dengan Véronique Zidane (kelahiran Lentisco), seorang mantan pedansa Perancis dan model Spanyol. Zizou dilahirkan di Marseille dan dibesarkan di La Castellane. Walaupun lahir di Marseille, Zizou belum pernah bermain untuk Olympique de Marseille. Karir Zizou dimulai pada usia 14 tahun, bakat anak imigran Aljazair ini ditemukan oleh seorang pencari bakat dan mendapat tempat di Akademi AS Cannes. Selama di liga Prancis, Zizou bermain untuk AS Cannes dan Girondins Bordeaux, sebelum dibeli oleh Juventus sebesar £3 juta. Pada tahun 2001, Zizou ditransfer dari klub Italia, Juventus F.C. ke Real Madrid untuk kontrak selama 4 tahun dengan biaya transfer sebesar €66 juta, membuat ia menjadi pemain sepak bola dengan transfer termahal di dunia. Ia mencetak gol kemenangan 2-1 melawan klub Jerman, Bayer Leverkusen pada 2001-2002 Final Champions League di Glasgow di Hampden Park. Tahun 2004 setelah Piala Eropa 2004 berakhir, Zidane memutuskan untuk pensiun dari sepak bola internasional, namun saat Perancis mengalami kesulitan untuk meloloskan diri ke Piala Dunia 2006, Zidane mengumumkan pada Agustus 2005 bahwa ia akan kembali bermain di tim nasional dan memutuskan bahwa ia akan mundur setelah Piala Dunia 2006 berakhir. Pada tanggal 25 April 2006, Zizou secara resmi mengumumkan keputusannya untuk mundur dari klub dan tim nasional sepak bola Perancis setelah Piala Dunia 2006. Pada tanggal 7 Mei 2006 Zizou memainkan pertandingan terakhir sebagai tuan rumah untuk Real Madrid di Stadion Santiago Bernabéu. Pemain Real Madrid memakai baju kaos khusus yang bertuliskan “Zidane 2001-2006″ tertulis di bawah logo klub. Pertandingan ini melawan Villarreal CF dengan hasil akhir seri 3-3. Pada dua pertandingan awal Piala Dunia 2006, ia tampil buruk dan bahkan harus absen pada pertandingan ketiga akibat akumulasi kartu kuning. Zidane kemudian menunjukkan permainan terbaiknya di babak berikutnya. Namun, karir Zidane harus berakhir buruk saat ia dikartu merah oleh wasit Horacio Elizondo pada pertandingan final piala dunia akibat menanduk bek Italia, Marco Materazzi di bagian dada. Zidane terpilih sebagai pemain terbaik Piala Dunia 2006 versi FIFA dan para wartawan yang meliput ajang tersebut dengan mendapat 2012 poin, kapten Italia Fabio Cannavaro di posisi dua dengan 1977 poin dan pemain Italia lainnya, Andrea Pirlo di posisi tiga dengan 715 poin. Alasan ia dipilih menjadi pemain terbaik karena berhasil menampilkan penampilan yang menawan serta menunjukkan kepemimpinan yang baik dalam membawa Perancis hingga ke babak final. Gelar yang telah Zidane persembahkan kepada Perancis dan klubnya selama ini, antara lain : Piala Dunia (1998), Piala Eropa (2000), Liga Champions (2001/2002), Piala Toyota (1996 dan 2002), Seri A (1996/1997 dan 1997/1998), La Liga (2002/2003), dan Runner Up Piala Dunia (2006) Zidane pernah tiga kali terpilih sebagai Pemain Terbaik Dunia (1998, 2000, 2003) dan sekali menjadi Pemain Terbaik Eropa (1998), serta sebagai Pemain Terbaik Piala Dunia (2006). BIODATA Nama lengkap : Zinedine Yazid Zidane Nama Panggilan : Zizou Lahir : Marseille, Perancis, 23 Juni 1972 Posisi : Gelandang Menyerang Karir Profesional : * AS Cannes, 6 gol dari 65 kali main (1988-1992) * Girondins Bordeaux, 32 gol dari 157 kali main, (1992-1996) * Juventus F.C., 29 gol dari 190 kali main (1996-2001) * Real Madrid, 46 gol dari 202 kali main (2001-2006) * Tim Nasional Perancis, 31 gol dari 108 kali main, (1994-2006) Penghargaan : * Pemain Terbaik Eropa (1998) * Pemain Terbaik Dunia (1998, 2000, dan 2003)


Mesut ozil

Mesut ozil, demikianlah sebutan untuk pemain ini. Dia merupakan salah satu talenta terbesar jerman dan Sejak cideranya michael ballack dia menjadi andalan timnas jerman. Pemuda sopan berambut jabrik ini sejak lama menjadi sensasi, terhitung dari tahun 2007 persatuan sepakbola Jerman dan Turki memperebutkan pria kelahiran Gelsenkirchen ini bak memperebutkan bocah yang hilang. Akhirnya, Özil menolak tawaran turki dan bermain untuk tim nasional Jerman. Dan Sejak itu Özil secara resmi menanggalkan kewarganegaraan Turki dan beralih menjadi Jerman. Meski tim nasional Turki menuntut kembalinya ‘si anak hilang’. Demikian sepenggal kisah ozil sang sutradara lapangan tengah berdarah Turki yang memilih untuk meninggalkan tanah leluhurnya.

Kebintangan mesut ozil mencuat sejak bergabung dengan klub Werder Bremen, Bremen menggaet Ozil dari Schalke pada 31 Januari 2008 dengan nilai transfer EUR 4,3 juta. Dia dikontrak sampai 30 Juni 2011. Di musim pertama bersama Bremen, Ozil langsung menjadi starter yang selalu terlihat berbahaya saat bola berada di kakinya. Özil memiliki kelebihan di kaki kiri. Dengan kemampuan mengolah bola, jago tendangan bebas, dan jago memberi assits,Dia menjadi andalan di lini tengah Werder Bremen.Bersama Bremen dia mengantarkan juara Piala Jerman (DFB Pokal) tahun 2009, yang pada final melawan Bayer Leverkusen yang berakhir 1- 0 itu, dia mencetak satu-satunya gol untuk kemenangan werder bremen.

Selain mengantarkan werder bremen juara, Mesut Ozil terpilih sebagai pemain terbaik Bundesliga paruh musim 2009-2010. Penentuan pemilihan pemain bola terbaik Bundesliga tersebut diadakan harian olahraga Jerman Kicker. Kemenangan Ozil diperoleh setelah menyisihkan dua kandidat kuat lainnya, yaitu striker Bayer Leverkusen Stefan Kiessling, yang juga merupakan top scorer sementara Bundesliga diurutan kedua dengan 22,9 persen suara serta gelandang kawakan Hamburg SV, Ze Roberto yang berada di urutan ketiga dengan perolehan 9,6 persen suara. Ozil sendiri didukung 38,1 persen di antara 228 pemain yang menjadi responden.
Untuk karir internasionalnya, Özil dipanggil untuk tim U-17 Jerman pada bulan September 2006. Dan kemudian di tahun 2007 ia telah menjadi pasukan tim U-21 Jerman. Puncaknya pada tanggal 29 Juni 2009 Özil menjadi man of the match pada final Piala Eropa U-21 dimana kala itu Jerman menundukkan Inggris dengan skor 4-0 , Ozil sang maestro menyumbangkan 1 gol dan 2 assist pada laga tersebut. Penampilannya yang menawan di tim U-21 membuat pelatih jerman Joachim Loew memberikan kesempatan kepadanya untuk masuk tim senior Jerman. Debut pertamanya untuk tim nasional yaitu pada saat Jerman melakoni pertandingan persahabatan kontra Norwegia pada tanggal 11 Februari 2009. Dan kini Mesut Özil menjadi salah satu ‘tank tempur’ muda tim panzer. “Oezil adalah hadiah bagi sepak bola Jerman”.ujar loew.
Sebagai pemain yang beragama muslim ,mesut ozil tidak lupa menglafalkan ayat-ayat suci al-quran sebelum bertanding dan menganggap dirinya peraduan dua budaya. Turki dan Jerman. “Teknik dan rasa mengolah bola berasal dari Turki yang juga leluhur saya. Adapun disiplin, sikap, dan keinginan selalu sempurna di lapangan merupakan bagian diri saya sebagai orang Jerman,” ujar pemain kelahiran 15 October 1988 itu.
Hubungan asmara mesut ozil baru tercium saat Perayaan ulang tahun ke-111 Werder Bremen , Gelandang Jerman berusia 21 tahun itu telah menjalin hubungan dengan Anna-Maria Lagerblom. Hubungan mereka sudah terjalin sejak Mei 2009, tapi baru ketika perayaan itulah mereka berdua tampil di depan publik.”Saya tak mau mengomentari pertanyaan tentang kehidupan pribadi,” ucap Oezil sambil tersenyum . Anna-Maria adalah adik dari penyanyi Jerman yang pada bulan Juni 2010 telah berganti agama yaitu Islam sesuai dengan keyakinan Ozil.



Nicolas Anelka (Prancis) dengan nama muslim Abdul Salam Bilal

Bagi penggemar sepak bola dunia, terutama pendukung klub Inggris, Chelsea Football Club, tentu tak asing dengan nama Nicolas Anelka. Anelka adalah salah satu striker paling berbahaya apabila berada di depan mulut gawang lawan.

Anelka dikenal sebagai striker yang sangat produktif dalam menciptakan peluang dan menjebloskan si kulit bundar ke gawang lawan. Pada Liga Primer Inggris ( England Primiership League /EPL) 2008-2009 lalu, Nicolas Anelka menjadi pencetak gol terbanyak ( top score ) dengan 22 gol. Jumlah ini lebih banyak dibandingkan kompatriotnya, Didier Drogba, penyerang Chelsea asal Pantai Gading.

Nicolas Anelka dan Didier Drogba, adalah salah satu duet striker yang sangat ditakuti di liga Inggris. Keduanya dikenal sebagai striker yang haus gol. Anelka termasuk sebagai pesepak bola papan atas dunia. Di klub yang dibelanya saat ini, Chelsea, Anelka menjadi salah satu pemain utama jika tidak sedang dibebat cedera.


Di balik kegarangannya dalam menceploskan si kulit bundar ke gawang lawan, Nicolas Anelka memiliki sikap yang sangat dingin. Ia sangat jarang tersenyum ketika sudah berada di lapangan. Terkadang, rekan-rekannya sering merasa serbasalah ketika berbicara dengannya. Dirinya sangat fokus pada permainan.

Di lini depan The Blues, Chelsea, Anelka dikenal sebagai pemain yang kalem dalam bersikap, namun garang di depan lawan. Ia juga terbilang pemain yang tenang dan tidak emosional.

Kondisi ini bertolak belakang saat ia masih memperkuat Real Madrid, Liverpool, Manchester City, dan Arsenal. Ketika itu, pria kelahiran Versailles, Prancis, ini dikenal sebagai pria yang suka ngambek dan emosional.
Kini, Anelka di kenal dingin, tidak meledak-ledak, dan tidak suka ngambek lagi sejak bermain di Chelsea. Apa gerangan yang terjadi dengan Anelka? Apa yang menyebabkan dirinya makin bijak dan tenang itu?Dalam wawancara dengan sebuah media di Inggris, ketika ditanyakan tentang sikapnya yang kini dingin dan lebih dewasa itu, Anelka menjawab ringan.

”Islam banyak membantu saya untuk bisa bersikap tenang dan berkonsentrasi dan memiliki semangat tinggi. Saya senang menjadi seorang Muslim, sebuah agama yang tenang dan saya banyak belajar dari Islam,” tutur Abdul Salam Bilal Anelka, nama Muslimnya.

Sebelumnya, Anelka sempat menyembunyikan identitas keislamannya dari hadapan publik. Bahkan, tak seperti rekannya Franck Ribery, pemain FC Bayern Muenchen, Jerman, asal dari Prancis, yang selalu berdoa ketika pertandingan akan dimulai. Anelka justru diam saja dan benar-benar menyembunyikan identitas Muslimnya.”Bagi saya, agama adalah masalah pribadi, tak perlu diungkapkan ke publik,” terangnya.

Namun belakangan, ketika publik sudah mengetahui identitasnya sebagai pemeluk agama Muhammad SAW, Nicolas Anelka justru makin terlihat arif dan bijaksana.Sejak kapan Anelka memeluk Islam? Ternyata, kepindahannya ke klub asal Turki, Fenerbahce, selepas bermain di Manchester City selama tiga musim, pada tahun 2004 Anelka mendapatkan hidayah untuk memeluk Islam. Karena itu, pemilik nama lengkap Nicolas Sebastien Anelka ini mengumumkan secara resmi perihal perpindahan dirinya menjadi seorang Muslim.

Dilahirkan di Versailles, Prancis, pada 14 Maret 1979, Anelka menghabiskan masa kecilnya di Trappes, sebuah kota kecil yang berada di pinggiran barat Paris.Sebelum menjadi seorang Muslim, Anelka adalah seorang ateis (tak beragama). Ia juga bukan pemeluk agama Kristen seperti yang diperkirakan oleh sebagian orang. Ia dulunya benar-benar tak memiliki Tuhan.

Namun demikian, di saat dirinya tak beragama itu, Anelka banyak bergaul dan menjalin persahabatan dengan keluarga Muslim. Dan, dari situlah Anelka mulai tertarik dengan Islam. ”Saya menjadi seorang Muslim sejak saya berusia 16 tahun,” curhatnya dalam wawancara dengan majalah Arab, Super Magazine .

Kepada para pembaca majalah FourFourTwo, pemain asal Prancis ini mengungkapkan alasannya mengapa memilih Islam. Islam, kata dia, adalah cara hidup yang cocok dengan dirinya. ”Saya merasa nyaman dan tenang dengan agama dan hidup saya saat ini. Tapi, ini masalah pribadi dan itu mengapa saya tidak membicarakan hal itu selalu sering. Itu adalah sisi pribadi saya.”

Menganut Islam, diakui striker Chelsea ini banyak membawa perubahan positif dalam hidupnya. Menurutnya, agama Islam menuntunnya untuk tetap bersikap arif. Dan, hal inilah yang melatarbelakangi sikap tenangnya saat berlaga di lapangan.”Islam banyak membantu saya untuk bisa bersikap tenang dan berkonsentrasi dan memiliki semangat tinggi,” tuturnya.

”Saya senang menjadi seorang Muslim, sebuah agama yang tenang dan saya banyak belajar dari Islam,” tambahnya. Dalam wawancara yang dimuat di Match, majalah terbitan Prancis, Anelka mengungkapkan bahwa Islam adalah sumber kekuatannya di dalam maupun di luar lapangan. ”Saya menjalani karier yang berat. Saya kemudian berketetapan hati untuk menemukan kedamaian. Dan, akhirnya saya menemukan Islam.”

Di kehidupan pribadi, Anelka menikah dengan seorang perempuan berkebangsaan Belgia, Barbara Tausia, pada 9 Juni 2007 di Marrakesh, Maroko. Pernikahannya dengan wanita yang berprofesi sebagai seorang koreografer ini tidak membuat Anelka memilih meninggalkan keyakinan barunya tersebut. Bahkan, Anelka berencana untuk tinggal di Uni Emirates Arab setelah pensiun nanti. Dan, di sela-sela bermain sepak bola, Anelka kerap bermain tenis dan pernah bermain untuk satu film berjudul ”Le Boulet” sebagai pemain sepak bola bernama Nicolas.

Sebagai seorang pemain sepak bola profesional dan penganut Islam yang taat, kewajiban berpuasa selama bulan Ramadhan tidak membuat Anelka kesulitan untuk tetap menjalankan aktivitasnya di lapangan hijau. Seperti kebanyakan pemain sepak bola Muslim lainnya di Liga Premier, Anelka berusaha tetap menjalankan ibadah puasa.

Dalam sebuah wawancara dengan majalah FourFourTwo, peraih Golden Boot Premiership musim kompetisi 2008/2009 ini mengungkapkan bahwa sebagai seorang Muslim yang taat, ia wajib menghormati bulan Ramadhan dengan menjalankan kewajiban puasa.”Sebetulnya puasa bukan suatu hal yang sulit untuk dijalankan. Saya pernah melakukannya beberapa kali. Namun, dalam beberapa kali Ramadhan saya mengalami dua atau tiga cedera. Sehingga, hal itu membuat saya tidak bisa berpuasa.”

Ucapkan Syahadat di Fenerbache


Musim lalu, striker Chelsea Nicolas Anelka menjadi pencetak gol terbanyak Liga Premier. Striker Prancis ini memang berambisi untuk kembali menjadi top skor bersama rekan satu timnya, Didier Drogba.

Sejak menyatakan diri pindah memeluk agama Islam tahun 2004 lalu, Anelka juga menyandang nama Islam, yakni Abdul Salam Bilal Anelka. Diyakini kepindahan Anelka memeluk agama Islam ini ketika dia membela raksasa Turki, Fenerbahce, setelah tiga musim bermain untuk Manchester City, Inggris. Memulai karier di Paris Saint-Germain, namun setelah itu pindah ke Arsenal, Anelka langsung menjadi pemain utama dan meraih gelar pemain muda terbaik versi PFA.

Usai bermain untuk The Gunners , julukan Arsenal, Anelka pindah ke Real Madrid tahun 1999 dengan nilai transfer 22,3 juta pound. Sayangnya ia tak betah dan kembali lagi ke klub lamanya, Paris Saint-Germain, dengan nilai transfer lebih rendah, yakni sebesar 20 juta pound.

Meski sudah nyaman di Paris, Anelka kembali mengincar Liga Premier dan bermain untuk Liverpool pada Januari 2002 dengan status pinjaman. Setelah itu, dia bergabung dengan Manchester City dengan transfer senilai 13 juta pound di awal musim 2002-2003. Setelah merumput selama tiga musim bersama Manchester City, kemudian dia pindah ke Fenerbahce.

Di klub Turki inilah, Anelka diyakini mengucapkan dua kalimat syahadat. Setelah dari Fenerbahce, Anelka kembali Lige Premier Inggris. Di benua biru ini, Anelka bergabung dengan Bolton Wanderers yang memboyongnya dari Fenerbache dengan nilai transfer 7-8 juta pound.Kemudian, pada musim kompetisi 2008/2009, Anelka pindah ke Chelsea dengan nilai transfer 15 juta pound. Ia mulai bergabung dengan The Blues pada Januari 2008 silam, dan menjadi pencetak gol terbanyak dengan 22 gol.

Biodata :

Nama Lengkap : Nicolas Sebastien Anelka

Nama Muslim : Abdul Salam Bilal Anelka

TTL : Versailles, Prancis, 14 Maret 1979

Istri : Barbara Tausia

Klub Saat ini : Chelsea FC

Masuk Islam : 2004

Karier Profesional :

1. Paris Saint-Germain/PSG (Prancis)

2. Arsenal (Inggris)

3. Liverpool (Inggris)

4. Real Madrid (Spanyol)

5. Manchester City (Inggris)

6. Fenerbahce (Turki)

7. Bolton Wonderes (Inggris)

8. Chelsea (Inggris)




Samir Nasri

Samir Nasri Biodata dan informasi pribadi
Nama Lengkap:
Samir Nasri

Tanggal Lahir:
26 Juni 1987

Tempat Lahir:
Marseille, Perancis

Posisi bermain:
Gelandang menyerang atau Winger

Samir Nasri Sepakbola Karir
Samir Nasri mulai bermain dengan sisi muda Marseille ketika ia berusia sembilan tahun. Dia mulai bermain di Ligue 1 pada musim 2004/2005 pada usia tujuh belas. Pada tahun 2007, Samir Nasri bernama Perancis Ligue 1 Young Player of the Year.

Samir Nasri's Transfer ke Arsenal

Samir Nasri

Pada bulan Juli 2008, Samir Nasri ditandatangani untuk klub sepak bola Arsenal dengan biaya sebesar 12,7 juta pound. Dia mencetak gol untuk Arsenal pada debut Liga Premier bermain pertandingan melawan West Brom.

Samir Nasri Prestasi dan Honors
Memenangkan Ligue 1 Prancis Young Player of the Year tahun 2007.
Samir Nasri (lahir 26 Juni 1987) adalah pemain sepakbola profesional Perancis berdarah Aljazair yang saat ini bermain untuk Arsenal di Liga Premier. Nasri bermain sebagai winger untuk Arsenal, namun ia juga telah ditempatkan di gelandang tengah menggantikan Cesc Fabregas yang dilanda cedera.

Orang tua Nasri asli Aljazair yang pindah ke Perancis. Ayahnya. Nasri dibesarkan di La Gavotte Peyret, pinggiran utara Marseille . Dia sering bermain di jalanan, di mana ia belajar banyak keterampilan bermain bola. Keahliannya juga digunakannya untuk bermain sepakbola antar gang.

Orang tuanya memasukan Nasri ke klub sepak bola Pennes Mirabeau. Dia menghabiskan dua musim di Pennes sebelum dibina oleh Olympique de Marseille pada tahun 1996. Nasri mulai bermain dengan Marseille ketika ia berusia 9 tahun. Dia mulai bermain di Ligue pada musim 2004/2005 pada usia 17.

Pada tanggal 20 Mei 2007, Nasri mendapat penghargaan Young Player of the Year di Liga 1 Perancis mengalahkan Jimmy Briand dan Karim Benzema . Selain itu, ia dijuluki “Zizou Baru” untuk visi dan keterampilan menggiring bola.

Raksasa Liga Premier Arsenal sangat memperhatikan penampilan Nasri dan bergerak cepat dengan langsung mentransfer £ 12.500.000 ke Marseille. Nasri mencetak gol dalam debutnya di Liga Premier melawan West Bromwich Albion, pada tanggal 16 Agustus 2008.

Cedera kaki patah melanda Nasri pada awal musim 2009-10. Pada tanggal 9 Maret 2010 Nasri memuncak tampilan yang sempurna dalam kemenangan 5-0 Arsenal atas Porto di Liga Champions. Nasri saat ini menjadi pemain kunci di Arsenal.


Eric Abidal

Eric Abidal memulai karir sepak bola di kejuaraan-Duchere klub Lyon AS di Perancis 2 Amatir. Pada tahun 2000, ia bergabung dengan klub dari AS Monaco dan dilatih oleh Claude Puel. Pada tanggal 16 September tahun ini, bermain sepak bola divisi pertama melawan Toulouse di Stade Louis II.

Sayangnya, pemain, namun sangat baik, tidak ada kesempatan untuk membuktikan dirinya sebagai ia harus. Saat itulah selama musim 2002-2003, Eric Abidal dipinjamkan ke klub RC Strasbourg di mana ia lagi menghadapi mantan pelatih Claude Puel. Dia berhasil mengungkapkan semua kinerja dan dengan cepat menyadari.

Menjelang akhir tahun 2004, kembali di antara Lyonnais, Eric Abidal bergabung dengan Olympique Lyon dan menandatangani kontrak empat tahun. Ia memenangkan liga tiga kali. Sementara itu, Raymond Domenech, pelatih tim Perancis, menggunakan bakatnya.

Pemain kemudian bertenor tim nasional dan memegang posisi bek kiri untuk menggantikan Bixente Lizarazu. Pada tanggal 18 Agustus 2004, Eric Abidal bertemu hadir pada pertandingan antara Tim Prancis dengan Bosnia-Herzegovina. Feb 9, 2005 tapi, meskipun kehebatannya, ia bermain sebagai pengganti dalam pertandingan melawan Swedia.

Karir Eric Abidal kemudian mengambil lebih banyak dan lebih penting. Untuk Piala Dunia 2006, ia berada di antara 23 pemain yang dipilih oleh Raymond Domenech. Ia menjabat sebagai pemilik dan bermain untuk 6 permainan.

Selama final Piala, ia mencetak salah satu dari tiga tembakan pada tujuan. Pemain mulai mengakumulasi aset. Dan selama pertandingan semifinal di Piala Liga selama musim 2006-2007, Eric Abidal mencetak gol pertamanya untuk Olympique Lyonnais.

Tujuannya adalah penting karena memungkinkan tim untuk bermain untuk final, final, namun kalah. Dihadapkan dengan kegagalan ini, pemain memutuskan untuk meninggalkan klub. Pelatih FC Barcelona, Javier Saviola komitmen ke klub setelah beberapa minggu pelatih dialog dari kedua klub.

Pada tanggal 29 Juni 2007, Eric Abidal resmi bergabung dengan klub FC Barcelona $ 16 juta dan kontrak selama 4 tahun. Dia kemudian menemukan Thierry Henry dan Lilian Thuram masih, rekan tim dari Perancis.

Eric Abidal lebih dinamis daripada sebelumnya dan benar-benar posisinya sebagai bek.

Pada tanggal 17 Juni 2008, pemain sepak bola melakukan yang tidak dapat diperbaiki. Dalam pertandingan yang menentukan bagi kualifikasi ke-perempat final Euro 2008 melawan tim nasional Italia, ia melakukan pelanggaran terhadap Luca Toni di area penalti. Dia diusir dari permainan dan memberikan penalti.

Pada tanggal 21 Februari 2009 di derby Catalan, ia melihat lagi giliran salah ketika terluka. Pemain kemudian terpaksa menunda pertandingan selama dua bulan. Oleh karena itu tidak hadir di final delapan besar Liga Champions melawan mantan klub Lyon dan juga merindukan permainan playoff dari Piala Dunia 2010 melawan Lithuania.

Tapi dia kembali berlaku April 14, 2009 dan memainkan leg kedua perempat final di Allianz Arena melawan Bayern Munich. Pada tanggal 5 Juni 2009, Eric Abidal adalah kapten dari Perancis di pertandingan persahabatan melawan Turki.



Lilian Thuram

Lilian Thuram (lahir lahir dengan nama Ruddy Lilian Thuram-Ulien di Pointe-à-Pitre, Guadeloupe, 1 Januari 1972; umur 39 tahun) adalah mantan bek tim nasional sepak bola Perancis. Di tingkat liga, Thuram terakhir memperkuat FC Barcelona sejak Juli 2006 hingga pensiun pada tahun 2008. Dari 2001 hingga 2006 ia merupakan pemain Juventus F.C.. Bersama tim nasional sepak bola Perancis, ia memenangi Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000.
Thuram juga berpartisipasi pada tiga Piala Dunia yaitu Piala Dunia 1998, Piala Dunia 2002 dan Piala Dunia 2006 serta empat Piala Eropa yaitu Piala Eropa 1996, Piala Eropa 2000, Piala Eropa 2004, dan Piala Eropa 2008 serta 142 kali memperkuat negaranya dan mencetak 2 gol.
Ia mengumumkan pensiun dari dunia sepak bola pada 27 Juli 2008 setelah ditemukannya gangguan pada jantungnya.

Lilian Thuram (lahir Ruddy, Lilian Thuram-Ulien, 1 Januari 1972 di Pointe-à-Pitre, Guadeloupe) adalah pemain sepak bola Perancis. Dengan tim nasional Perancis, Thuram memenangkan Piala Dunia 1998 dan Euro 2000. Beliau saat ini dianggap sebagai salah satu bek terbaik di dunia.

Karir sepak bola Thuram mulai dengan Monaco dari Ligue 1 Perancis pada tahun 1991. Kemudian berhenti termasuk Parma (1996-2001) dan Juventus - klub saat ini - di Italia Serie A. Thuram telah memenangkan tiga kali scudetto bersama Juventus.

Bagi Prancis, Thuram telah ditutup 111 kali (per Maret 2006) dan mencetak dua gol. Hebatnya, kedua gol masuk satu-permainan semifinal Piala Dunia 1998 melawan Kroasia, seperti Perancis menang 2-1 untuk maju ke final. Dia juga bermain di Piala Dunia 2002, Euro 96, dan Euro 2004. Setelah pensiun internasional singkat, ia kembali ke tim Prancis pada tanggal 17 Agustus 2005.

Thuram disebut oleh Pelé sebagai salah satu dari 125 pesepakbola terbesar atas hidup pada Maret 2004.




Frank Bilal Ribery (Prancis)

Franck Ribéry adalah pemain sepak bola Perancis lahir pada 7 April 1983 di Boulogne-sur-Mer . Pada usia dua tahun, ia mengalami kecelakaan mobil yang membuatnya dengan bekas luka di wajahnya. Dia mulai sepak bola dalam enam tahun di FC Conti Boulogne-sur-Mer, bergabung dengan dua belas pusat pelatihan tahun Lille OSC , dan kembali empat tahun kemudian karena kinerja yang buruk akademisnya.
Pada bulan Februari 2006 , Franck Ribery, awalnya Katolik , yang masuk Islam dan mengadopsi "Bilal Mohammed Yusuf" sebagai nama Islam. Ia menikah dengan Wahiba, awalnya Aljazair ayah dua anak (dan Hiziya Shahinez).

Dia kemudian mengalami awal karir sulit. Hal ini berkembang pertama ke Uni Sportif Boulogne Côte d'Opal ( 2001 , CFA dan Nasional ) dan kemudian Ales ( 2002 , Nasional ), sebuah klub yang bangkrut.
Direkrut oleh Stade Brest ( Nasional ), itu melihat selama pertandingan Nantes - Brest oleh rolet penerbangan ke Armand dan sebuah jembatan besar di atas Yepes . Selama musim 2003-2004 ditandai dengan aksesi dari klub Breton di Ligue 2 , dia bersorak oleh publik di Brest Stade Francis-Le ble . Hal ini ditunjukkan oleh Pelatih Metz Jean Fernandez dan pelatihnya Stephen Ceccaldi yang cepat mendapatkan dia di wilayah Lorraine, tanpa biaya transfer .

Itu adalah di bawah kemeja dari garnet FC Metz Franck Ribery melakukan debut di L1 pada 2004 . Dia segera memantapkan dirinya sebagai salah satu wahyu besar kompetisi dan terpilih " Player of the Month "dari Ligue 1 Agustus 2004 . Pindah ke kanan lini tengah, Ribery adalah akselerator pertandingan tangguh dan tak kenal lelah, juga mampu menjadi menentukan di depan gawang. Dan sementara sebagian orang sudah membandingkan untuk Robert Pires (lain mantan FC Metz), dia tahu topi pertamanya untuk Perancis harapan .

pertunjukan-Nya di Ligue 1 dan dengan tim Perancis berharap ia akhirnya membuka pintu dari tim Perancis A dan Piala Dunia 2006 , sebagai pelatih nasional Raymond Domenech memutuskan untuk mempertahankan dalam daftar 23 Pemain yang dipilih untuk kompetisi. Ada nomor 22 pada topi pertamanya pada hari Sabtu, 27 Mei 2006 , selama pertandingan persahabatan Perancis - Meksiko di Stade de France di mana ia melihat lebih dari satu entri pada menit ke-75, di bawah pujian publik. Ini juga merupakan pertandingan terakhir Zinedine Zidane di Stade de France .
Untuk pilihan kedua, ia menggantikan Zidane dan mendapat penalti melawan Denmark yang mengarah ke kemenangan 2-0 untuk Perancis. keberangkatan Ribery membuktikan bahwa Zidane bisa kurang merusak dari yang diharapkan dan mungkin menjadi unsur penting dari biru setelah menjabat sebagai pelawak "mewah. Ribery adalah asal dari dua gol melawan China untuk pertandingan blues persiapan terakhir (menang 3-1). Dia tahu mulai pertamanya di pertandingan pertama The Blues di turnamen, melawan tim Swiss pada 13 Juni di Mercedes-Benz Arena di Stuttgart .
Ini melintasi dataran tinggi dengan mencetak gol pertamanya di tim nasional pada tanggal 27 Juni 2006 melawan Spanyol dengan kecepatan, untuk memungkinkan tim untuk kembali ke Perancis dan kemudian skor untuk menang dengan 3 gol ke 1 dan lolos ke perempatfinal Piala Dunia 2006. Kemudian, ia berulang kali menghapus banyak Brasil dengan Ronaldinho , dan bahkan menempatkan Ricardo (kiper Portugal) dalam kesulitan. Setelah kemenangan di semi final melawan Portugal , ia mengambil 9 Juli di final melawan Italia (kalah dari Prancis 5 tembakan pada tujuan 3). Untuk seleksi pertama sebagai incumbent, Franck Ribery membuat ras yang sangat baik.
Pers telah diumumkan sebagai penerus Zinedine Zidane. Selain itu, mulai dengan warna biru yang dia kagum dari teman-teman timnya, termasuk dari Thierry Henry , The Gunners adalah mengenali ini sebagai pemain tim yang datang dari Perancis untuk Piala Dunia tanpa harus dipanggil sebelumnya. Bahkan Zidane, kapten, terkesan oleh bakat dari orang dr utara muda, "Frank memancarkan joie de vivre. Itu tidak menghitung, bahkan dalam hubungannya dengan alumni. Dia sangat kuat. Dia adalah seseorang yang akan menandai roh setiap kali dia berada di tanah. Ini akan menjadi orang penting dalam sepakbola. "


Berbeda dengan pesepak bola Muslim lainnya, yang lebih dulu memeluk Islam, Franck Ribery justru memeluk Islam setelah bermain di klub asal Turki, Galatasaray, pada 2005.

Secara singkat, Ribery mengatakan, dia memilih ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW ini karena menemukan kedamaian dalam Islam. Baginya, Islam adalah sumber kekuatan dan keselamatan. ”Islam adalah sumber kekuatan saya di dalam dan di luar lapangan sepak bola. Saya mengalami kehidupan yang cukup keras dan saya harus menemukan sesuatu yang membawa saya pada keselamatan dan saya menemukan Islam,” kata Ribery.

Senantiasa berdoa Pesepak bola bermata biru yang memperkuat tim Prancis itu memulai karier sepak bolanya, dengan bergabung dengan tim Boulogne di tanah kelahirannya. Kemudian, ia pindah ke tim Ales, Brest and FC Metz. Kepindahannya ke Olympique Marseille membawanya ke posisi pertama bintang sepak bola Prancis paling populer pada bulan Agustus, Oktober, dan November 2005.

Ribery terpilih untuk memperkuat tim Prancis pada Piala Dunia FIFA tahun 2006 yang digelar di Jerman. Pada 2006 itulah, jati diri Ribery yang telah menjadi mualaf dan memeluk agama Islam terkuak dan menjadi pemberitaan di tengah pertandingan pembukaan antara tim Prancis melawan tim Swiss saat acara Piala Dunia 2006. Ketika itu, Ribery tersorot publik tengah menengadahkan tangan sebelum pertandingan dimulai. Ribery tengah berdoa, seperti yang dilakukan seorang Muslim. Saat itulah, banyak orang terkaget-kaget dengan sikapnya. Namun, berkat kecemerlangannya dalam bermain bola, publik pun tak menghiraukan perilaku dan kebiasaan Ribery.

Namun, rutinitas berdoa sebelum pertandingan itu akhirnya terkuak juga. Dan, Ribery mengaku sebagai penganut Islam. Ia menemukan kedamaian dalam agama Islam dan menjadi spiritnya dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, tak terkecuali saat bermain bola. Kabar Ribery masuk Islam, menyeruak sejak awal tahun 2006.

Kabar itu mula-mula dilansir L’Express. Majalah ini menyebut adanya pemain nasional Prancis yang secara teratur beribadah di masjid di selatan Marseille. Mingguan itu tidak menyebut nama secara eksplisit, namun yang dimaksud adalah Ribery. Kendati aksi berdoanya di lapangan hijau telah menarik perhatian publik Prancis, Ribery tetap enggan mengemukakan keyakinan barunya itu secara terbuka.

Gelandang kanan klub Olympique Marseille ini mengatakan, keimanan barunya adalah perkara pribadi, tak perlu publikasi. Alhasil, sejumlah spekulasi pun bermunculan. Ada yang menyebut perubahan itu terjadi sejak Ribery bermain bersama klub Galatasaray pada 2005. Ia membantu klub raksasa Turki tersebut memenangi Piala Turki pada tahun 2005. Semasa menetap di Turki, pemain kelahiran Boulogne-sur-Mer, Prancis, 7 April 1983, ini dikabarkan kerap berbaur dan berdiskusi dengan komunitas Muslim di sana. Ada pula yang menyebut istri Ribery, Wahiba Belhami, yang asli Maroko itu memainkan peran penting terhadap perubahan Ribery.

Ribery memang setahun tinggal di negara berpenduduk mayoritas Muslim itu. Di sana, Ribery berkenalan dengan Wahiba yang kemudian ia peristri. Konon Wahiba berperan besar menuntun Ribery mengenal ajaran Islam. Dari pernikahan tersebut, Wahiba memberinya dua anak, Hizsya dan Shahinez.

Kedua versi itu tak pernah dibantah atau dibenarkan oleh Ribery. Namun, kepada majalah Paris Match, ia mengungkapkan, Islam telah membawanya pada keselamatan. ”Islam juga yang menjadi sumber kekuatan saya di dalam maupun di luar lapangan,” ujar Ribery kepada majalah Match tanpa menjelaskan sejak kapan memeluk Islam.

Ia menambahkan, ”Saya menjalani karier yang berat. Saya kemudian berketetapan hati untuk menemukan kedamaian. Akhirnya, saya menemukan Islam.” Tidak pernah tinggalkan shalat Keimanan dan kepribadian Ribery sebagai seorang Muslim tampaknya tak perlu diragukan.

Di tengah padatnya jadwal pertandingan, bapak dua anak ini tak pernah lupa dengan kewajibannya sebagai Muslim. Ia senantiasa melaksanakan shalat lima waktu, di mana pun dan dalam kondisi apa pun. Baginya, shalat merupakan tiang agama yang harus ditegakkan. Selain rajin melaksanakan shalat, Ribery juga dikenal sebagai pribadi yang santun dan rendah hati.

Islam benar-benar telah mengubah perangainya yang keras dan arogan menjadi seorang pribadi yang santun dan memiliki akhlak mulia. Sifat dan akhlaknya ini tak heran membuat kagum rekan-rekannya di timnas Prancis, FC Bayern Muenchen (tempat ia bermain bola saat ini), maupun kerabatnya.

Steve Bradore dari Organisasi Syuhada, yang melayani para mualaf Prancis, telah mengatakan bahwa muslim Prancis merasa bangga sekali dengan Ribery. ”Dia adalah sumber kebanggaan kami karena penampilannya yang khas dan kerendahhatiannya,” kata Steve, seperti dikutip dari situs Islamonline.net.

Saat ini, Ribery membela klub sepak bola Jerman, FC Bayern Muenchen. Di Bayern Muenchen, ia menempati posisi sebagai pemain gelandang. Kontrak Ribery bersama ‘FC Hollywood’–julukan Bayern Muenchen–akan berakhir pada 2011. Ribery termasuk pesepak bola sukses.

Di usianya yang baru 26 tahun, dia sudah mengoleksi berbagai gelar. Antara lain, satu gelar Fortis Piala Turki bersama Galatasaray di musim 2004/2005, Piala Intertoto bersama Olympique Marseille di tahun 2005, Piala Liga Jerman bersama Bayern Muenchen di tahun 2007, Piala Jerman dan Bundesliga Jerman di tahun 2008. Selain itu, penghargaan Pemain Terbaik Prancis di tahun 2007 dan 2008, juga pesepak bola Jerman terbaik di tahun 2008. sya/dia/berbagai sumber Franck Ribery yang lahir di Boulogne-sur-Mer, Perancis, 7 April 1983 memiliki tinggi badan 175 cm.

Sebelum bermain di FC Bayern Muenchen, Jerman, pemain yang beroperasi sebagai gelandang serang ini berkarir di klub US Boulogne (2001-2002), Olympique Ales (2002-2003), Stade Brestois 29 (2003-2004), FC Metz (2004), Galatasaray (2005), dan Olympique Marseille (2005-2007). Raja Bavaria Di lapangan, ia hebat.

Dalam kehidupan sosial, ia berkepribadian hangat. Sebagai individu, ia pun rajin salat. Franck Ribery adalah figur kesayangan publik Allianz Arena saat ini. Bayern Munich selalu dihuni pemain berlabel bintang, tapi yang paling menonjol tergantung waktu dan kesempatan.

Duet striker Miroslav Klose dan Luca Toni boleh menyita perhatian lewat produktivitas golnya, tapi Ribery amat menonjol dalam hal kreasi permainan di lapangan tengah. Tidak salah Bayern memecahkan rekor transfernya untuk memboyong pria berusia 26 tahun itu. Faktanya, dalam tujuh bulan sejak bergabung dengan Bayern Muenchen, Ribery sudah berhasil menancapkan pengaruhnya, baik di klubnya maupun Bundesliga.

Pemain seharga 26 juta euro makin disenangi orang karena pembawaannya yang menyenangkan dan sikapnya selalu profesional. Di saat cuaca dingin bulan Februari masih mengakrabi Munich dan ia tengah berkutat dengan cedera kaki, Ribery tidak malas untuk tetap menghangatkan tubuhnya dengan muncul di kamp latihan.

Ia juga tak pernah menolak fans yang menginginkan tanda tangannya ataupun berfoto bersama, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Dan, itu senantiasa ia lakukan dengan senyum mengembang di bibirnya. “Mereka mungkin tak pernah melihat seorang pemain, seperti saya yang senang tertawa dan biasa berkelakar,” seloroh Ribery. “Saya ini orang yang sederhana dan simpel saja.” Di koridor berbagai fasilitas kamp latihan Bayern, lelaki Prancis ini selalu menyapa orang-orang. “Saya ingin menjadi teman (siapa pun),” ujarnya sambil tersenyum, seperti dikutip AFP. “Dua menit untuk berfoto dan memberi tanda tangan buat fans amatlah penting karena buat mereka hal-hal ini sangat berarti.” Senyum, tawa, dan sikap yang ramah untuk sementara menjadi “andalan” Ribery dalam berkomunikasi dengan penggemarnya, sebelum ia bisa menyempurnakannya dengan bahasa Jerman. Ia masih belum fasih, tapi setiap minggu rajin mengikuti kursus.

Ribery juga merasa bersyukur dirinya telah berhasil dalam kariernya, mengingat di masa kecil ia harus menjalani kehidupan yang sulit bersama keluarganya di daerah Boulogne-sur-Mer. Namun, ia pun menyadari kesuksesan bukanlah sesuatu yang abadi. Roda nasib dalam kehidupan selalu berputar. “Atas semua yang telah saya alami, saya menyikapinya dengan tenang, tapi saya pun sadar pada semua nasib yang saya miliki.” Yang jelas, Ribery telah menjadi sosok istimewa buat warga Munich. Jangan heran kalau di depan Theatinerkirche, yang ada di pusat kota tersebut, terpampang billboard raksasa bergambarkan Ribery memakai jubah raja, disertai tulisan “Bayern Hat Wieder Einen Konig” alias “Bavaria punya raja lagi”.

Bavaria adalah julukan lain dari Bayern Muenchen selain FC Hollywood. Lelaki yang di wajahnya ada bekas luka karena kecelakaan mobil yang dialaminya waktu kecil itu, sudah dianggap sangat penting untuk FC Hollywood. Di sebuah surat kabar, ada sebuah komentar berbunyi: “Bayern Munich tanpa Ribery seperti sekelompok anak-anak tanpa ibu.”



Lassana Diarra

Diarra memulai karirnya dengan sisi OFI Crete Yunani. Ia bermain untuk klub Perancis Olympique Lyonnais (Lyon) dari tahun 2002 sampai tahun 2006 dan membentuk kemitraan yang sukses dengan lini tengah Michael Essien, memenangkan empat gelar Ligue 1 selama waktunya di klub [1] Ia dikenal karena kekuatannya di lini tengah..

Real Madrid coach Fabio Capello asked President Ramón Calderón to sign three players, "Diarra, Diarra and Diarra".[2] Real Madrid joined in the race to sign Diarra, along with Manchester United. Lyon said that Diarra will not leave and put a €40 million price tag, which matched the price Chelsea paid Lyon for Michael Essien in the summer 2005.[3] On 18 August 2006, Real Madrid agreed a fee of €26 million. On 22 August, he was unveiled at the Santiago Bernabeu by Real Madrid president Ramón Calderón, and was assigned the number 6 shirt, which had been worn by Iván Helguera in the previous season.
In 2006-07, Diarra was a staple player in Real Madrid coach Fabio Capello's 2-defensive midfielder system. He lost his first team spot at one point, when he and Antonio Cassano were caught on camera making fun of Capello during a training session. He played a pivotal role in the 2007-08 league success under new coach Bernd Schuster, and established himself as the first-choice defensive midfielder, causing teammate Fernando Gago to play higher up field.
In October 2008, while playing an international fixture against Chad, Diarra was stretchered off the field after receiving a blow to his knee. He was rested for a month and made his next appearance in late November, but was forced to undergo surgery after he aggravated his knee injury once more, ruling him out for the rest of the season. After enjoying two successful seasons, he was de-registered from Real Madrid's first team and his number 6 shirt was given to new signing Lassana Diarra. Lass took over as the starting defensive midfielder and Diarra began the 2009-10 season as his backup.
Since Madrid bought Mesut Özil and Sami Khedira, Diarra has struggled to get into the squad under Jose Mourinho. General Manager Jorge Valdano said that Diarra is likely to leave the club. [4] Diarra has been linked with numerous European clubs, including Liverpool, Fiorentina, Juventus, Fenerbahce, Galatasaray, Tottenham Hotspur and Málaga

Perombakan lini tengah menjadi perhatian utama Massimiliano Allegri. Kini AC Milan tengah mengincar gelandang Real Madrid Mahamadou Diarra. Benarkah?

Adalah kekalahan 0-2 dari klub Serie B Varese akhir pekan lalu yang menjadi alasan Allegri membidik Diarra. Ketika itu eks pembesut Cagliari memilih pola 4-3-1-2 atau 4-3-3 untuk diujicobakan.

Namun, kegagalan itu membuat Allegri akhirnya memilih taktik konservatif 4-2-3-1 dengan dua gelandang bertahan sebagai andalan di musim 2010/2011, demikian dilansir Football Italia, Rabu (28/7/2010).

Kabarnya, Wakil Presiden Adriano Galliani memberikan lampu hijau terkait niatan Allegri memboyong Diarra ke San Siro. Apalagi, Los Blancos juga tak akan keberatan melepas pemain 28 tahun.

Diarra kehilangan tempatnya di Santiago Bernabeu dua tahun terakhir akibat dibekap cedera. Posisinya bahkan diambil alih Lassana Diarra yang didatangkan Madrid dari Portsmouth musim lalu.

Jika gagal mencapai kesepakatan dengan pemain internasional Mali, punggawa Napoli Manuele Blasi bisa dijadikan alternatif oleh kubu





Ibrahimović

Zlatan Ibrahimović (lahir di Malmö, Skåne län, Swedia, 3 Oktober 1981; umur 29 tahun) adalah pemain sepak bola Swedia yang memperkuat Inter Milan di Seri A Italia sejak Agustus 2006. Posisinya adalah penyerang. Ia berdarah Bosnia dan Kroasia serta bertinggi tubuh 192 cm. Ia telah memperkuat tim nasional Swedia di ajang Piala Dunia 2002 dan 2006 dan Piala Eropa 2004.


Ibrahimovic jarang bermain saat Ajax dilatih oleh Co Adriaanse. Tetapi sejak diganti oleh Ronald Koeman pada tanggal 29 November 2001, dia berhasil menjadi pemain inti dan turut mengantar Ajax memenangkan gelar juara Eredivisie musim 2001-2002. Pada tanggal 18 Agustus 2004, Ibrahimovic membuat rekan setimnya Rafael van der Vaart cedera saat pertandingan internasional anatar Swedia dan Belanda. Van der Vaart menuduh Ibrahimovic sengaja membuatnya cedera. Hal ini memicu penjualan Ibrahimovic ke Juventus pada tanggal 31 Agustus 2004 dengan transfer sebesar 19 juta Euro.

Di Juventus Ibrahimovic segera menjelma menjadi pemain penting. Tetapi adanya skandal Calciopoli pada musim 2005-2006 yang membuat Juventus harus turun ke Serie B, Ibrahimovic akhirnya memutuskan untuk pindah meski sudah dibujuk oleh staff Juventus yang baru. Dia kemudian bergabung dengan Inter Milan dengan kontrak 4 tahun dan biaya transfer sebesar 12 juta Euro pada tanggal 10 Agustus 2006.

Ibrahimovic memulai debutnya bersama tim nasional Swedia di laga persahabatan melawan Faroe Islands pada tanggal 31 Januari 2001. Pertandingan kompetitif pertamanya terjadi saat melawan Azerbaijan pada babak kualifikasi Piala Dunia 2002 pada tanggal 7 Oktober 2001.

Pada 29 Nopember 2009, Zlatan Ibrahimovic mencetak gol pertamanya pada laga derby El Clasico menghadapi Real Madrid yang mengantarkan Barca menang tipis 1-0

Salah satu pemain dengan skill individu yang baik tapi sayang bermain pada klub yang tidak saya senangi. Bintang paling bersinar di Seri A Italia ini memang lahir dari keluarga muslim. Dia lahir dan besar di Malmo, kota terbesar ke tiga di Swedia, (saya pernah mampir ke kota ini tahun 2000) dan tempat komunitas muslim paling besar di negeri itu. Ibra adalah imigran di Swedia dari ayah yang asli Bosnia dan Ibu keturunan Kroasia.

Mudah-mudahan pemain top Muslim juga mengamalkan ajaran Islam dengan baik dan memegang prinsip-prinsip Islam dengan baik juga. Seperti:

Stephen Appiah, sempat bingung di awal karirnya di Italia karena sulit menemukan makanan yang halal.
Frederic Kanoute sempat menolak memakai kostum klub yang disponsori rumah judi bahkan hingga ditutupi. Belakangan setelah berkonsultasi dengan penasehat spiritualnya dia melunak. Karena sponsor klubnya menjanjikan bahwa sebagian keuntungan digunakan untuk sosial.
Rami Shaaban mengaku hidup dengan panduan Al Quran. Kiper timnas Swedia ini senantiasa melafalkan beberapa ayat sebelum bertanding.
Kolo Toure merasa sebagai seorang muslim dia harus menghormati orang lain. Kesuksesan dirinya selalu disebutnya berkat doanya kepada Allah.
Frank Ribery mengakui bahwa Islam adalah sumber kekuatannnya di dalam dan di luar lapangan. Terutama ketika ia sempat mengalami masa sulit dalam karir dan ia menemukan Islam yang memberi kedamaian.



Mohamed Lamine "Momo" Sissoko Gillan

Mohamed Lamine "Momo" Sissoko Gillan (lahir di Mont-Saint-Aignan, 22 Januari 1985; umur 25 tahun) adalah pemain sepak bola Mali kelahiran Perancis yang saat ini bermain untuk Juventus FC di Serie A Italia dan tim nasional Mali. Meskipun ia bisa terpilih untuk bermain untuk Prancis internasional, ia memilih untuk bermain untuk negara asalnya Mali. Sissoko adalah gelandang bertahan.





Frédéric Oumar Kanouté

Frédéric Oumar Kanouté (lahir di Sainte-Foy-lès-Lyon, 2 September 1977) adalah pemain sepak bola Mali yang bermain untuk Sevilla. Frédéric Kanouté dinobatkan menjadi Pemain Terbaik Afrika pada tahun 2007 dan merupakan pemain pertama yang menerima penghargaan yang dilahirkan di luar Afrika.

Frédéric Kanouté menyumbangkan uang $700.000 untuk membeli Mesjid yang akan di bongkar di Spanyol, disebabkan penurunan jumlah pemeluk Islam. Frédéric Kanouté menikah dengan Fatima dan telah dikaruniai dua orang anak, Ibrahim dan Imam.


Penggemar sepak bola La Liga Spanyol mungkin tak asing dengan nama Frederic Kanoute, striker asal Mali. Pemain bertubuh jangkung ini adalah penyerang hebat yang bermain di klub Sevilla. Ia memperkuat klub tersebut sejak musim panas 2005 hingga sekarang. Selama lima musim bergulir, lebih dari 80 gol dia ciptakan ke gawang lawan. Bahkan, dalam beberapa musim terakhir, namanya selalu berada di barisan teratas top skor (el Pichichi) Liga Spanyol.

Pada leg pertama Piala Super Spanyol (15/ lalu, Kanoute menyumbangkan dua gol untuk menundukkan juara Liga Spanyol, Barcelona, dengan skor 3-1 di Stadion Ramon Sanchez Pizjuan, Sevilla. Sayang, pada leg kedua (22/, di Camp Nou, markas Barcelona, Sevilla ditundukkan dengan skor telak 0-4. Pada leg kedua ini, Kanoute tidak ikut bermain.

Nama Kanoute semakin mendapat perhatian seusai ia mencetak gol ke gawang Deportivo La Coruna dalam kejuaraan Copa del Rey (Piala Raja) pada 7 Januari 2009 silam. Ketika itu, seusai bikin gol, ia membuka jersey (kaus)-nya dan menunjukkan tulisan Palestina dalam berbagai bahasa, termasuk Arab.

Kanoute menjadi satu-satunya pesepak bola Muslim di Eropa yang menunjukkan dukungannya langsung di lapangan dalam sebuah pertandingan resmi atas tragedi Palestina. Ia tampak begitu emosional ketika itu. Ia berlari-lari menuju kamera TV dan para fotografer untuk mengambil fotonya sambil meminta Israel dan Amerika Serikat maupun sekutunya menghentikan agresinya terhadap Palestina. Bahkan, pada pertandingan lainnya, ia juga sempat menunjukkan sikapnya yang tegas terhadap Israel.

Itulah Frederic Kanoute. Dia adalah salah seorang pesepak bola yang beragama Islam. Apa yang ditunjukkannya itu merupakan kecintaannya pada Islam dan umat Islam. Siapa pun yang berani menginjak-injak kehormatan Islam, Kanoute akan berada di garda terdepan untuk menyuarakannya. Tentu saja, cara yang ditunjukkannya dengan cara yang damai dengan prestasi gemilang di lapangan hijau.

Pria asal Mali ini lahir di Sante-Foy-Les, Lyon, (Prancis), pada 2 September 1977. Kariernya sebagai pemain sepak bola dimulai saat bermain sebagai striker di klub lokal Prancis, Olympique Lyonnais, pada 1997-2000. Setelah itu, dilanjutkannya di West Ham United pada 2000-2003. Saat bermain di West Ham, Kanoute tampil di 84 laga dan berhasil mencetak 29 gol.

Namun, pada akhirnya di 2003, Kanoute meninggalkan West Ham dan beralih ke klub Tottenham Hotspur hingga 2005. Terakhir, sejak 17 Agustus 2005 hingga kini, Frederic telah menambatkan hatinya pada Sevilla. Klub yang kini membesarkan namanya.

Selama menjalani karier sebagai pesepak bola profesional, ia berhasil meraih sejumlah gelar bergengsi, baik bersama klub maupun personal. Bersama Sevilla, ia sudah memberikan enam gelar, yakni Piala UEFA (2006 dan 2007), Piala Super Eropa (2007), Piala Raja (2007, 2010), dan Piala Super Spanyol (2007). Sedangkan, untuk gelar pribadi, ia menjadi pemain terbaik Afrika tahun 2007.

Gelar sebagai African Footballer of the Year 2007 (pemain terbaik Afrika) adalah gelar pertama yang diraih oleh seorang warga Afrika yang lahir di Eropa tersebut. Kanoute juga menjadi pemain Mali pertama yang menjadi pemain terbaik Afrika setelah Salif Keita pada 1970.

Penghargaan itu diumumkan Konfederasi Sepak Bola Afrika (CAS) di Lome, Togo, melalui penetapan berdasarkan voting 57 pelatih tim nasional (timnas) anggota CAS. Ketika itu, Kanoute mengalahkan dua kandidat lain, yakni gelandang dan striker Chelsea, Michael Essien (Ghana) dan Didier Drogba (Pantai Gading).

Sebelumnya, striker berusia 33 tahun ini juga masuk nominasi sebagai pemain terbaik atas perannya meloloskan Mali ke putaran final Piala Afrika 2008. Seakan berusaha membuat prestasinya paripurna, dia juga membantu Sevilla menjuarai Piala UEFA dan Piala Raja. Karena itu pula, ia menjadi salah satu idola publik Ramon Sanchez Pizjuan sepeninggal Javier Saviola.

Kanoute­ --panggilan akrabnya-- ­lahir di Sainte Foy-les-Lyon, kawasan metropolitan di pinggiran Lyon, kota terbesar kedua di Prancis setelah Paris. Ayahnya adalah warga negara Mali, negara yang bentuknya seperti kupu-kupu. Ia menetap di Paris saat berusia 21 tahun dan menjadi pekerja pabrik. Sang ayah menikah dengan perempuan Prancis, seorang profesor filsafat­ ibu Kanoute. Pendidikan menjadi hal penting di keluarga mereka.

Saudara laki-laki Kanoute seorang doktor, saudara perempuannya guru sekolah perawat. Dia sendiri selalu diharapkan ayah ibunya untuk masuk universitas. "Tapi, ayah, ibu, dan saudara-saudara saya tak keberatan saat saya memutuskan untuk berkarier sebagai pemain sepak bola. Meski tentu saja mereka lebih suka bila saya meneruskan kuliah," ceritanya sambil tertawa.

Menjadi Muslim Kanoute muda mengenal Islam dari lingkungannya yang banyak dihuni para imigran dari Afrika bekas jajahan Prancis. Karena tertarik, dia lantas mencari buku-buku rujukan. Tepat pada tahun pertama memulai karier profesional bersama Lyon, musim 1997/1998, saat usianya 20 tahun, dia mengucapkan kalimat syahadat. Namanya lantas berganti menjadi Frederic berganti menjadi Fr Oumar Kanoute.

Dia kemudian menikahi perempuan keturunan Mali, Fatima. Mereka telah dikaruniai dua putra: Ibrahim, 7 tahun dan Iman, 5 tahun 6 bulan. Ia mengaku sudah menghabiskan banyak waktu merenung mengenai kepercayaan dan agama. "Keputusan saya bukan tanpa alasan. Saya sudah menghabiskan banyak waktu merenung mengenai kepercayaan dan agama.

Islam mampu membuktikan dan menjelaskan pertanyaan-pertanyaan sulit soal hidup. Saya membaca dan terus membaca sehingga akhirnya yakin telah melakukan sesuatu yang benar," tuturnya. Singkatnya, melalui Islam, katanya, Kanoute menemukan jawaban, keseimbangan, dan perdamaian.

Bahkan, dengan kecintaannya yang teramat besar kepada sepak bola, Kanoute tetap meyakini ada sesuatu yang lebih penting dalam hidupnya. "Saya pikir ada sesuatu yang lebih besar dibandingkan sepak bola. Tapi, bukan berarti sepak bola tak penting. Yang jelas saya mendapat pencerahan saat menjadi Muslim. Aturan dan hukum Islam menjadi model terbaik saya dalam menjalani hidup. Islam membantu saya menjalani hidup yang benar," tegas Kanoute.

Namun demikian, bukan tanpa halangan ketika Kanoute memutuskan memeluk Islam. Apalagi di saat berbagai media internasional sedang gencar-gencarnya memberitakan bahwa Islam sangat berbahaya dan memicu aksi terorisme. "Situasinya memang sangat sulit," ungkap Kanoute.

Tetapi, dengan hati yang teguh, dia selalu menjawab bahwa mereka yang terlalu fanatik dan berbuat teror hanyalah segelintir umat Islam di dunia. Bukan berarti publik, kata dia, bisa menghakimi seluruh umat Islam. Sebab, dalam hatinya meyakini bahwa Islam selalu mengajarkan pemeluknya untuk hidup dengan benar dalam perdamaian.

Umat Islam, termasuk dirinya, lebih sering mendengar dan membaca banyak omong kosong tentang Islam. Media, kata dia, telah membuat rasa takut terhadap Muslim. George Bush pun, tambahnya, telah menggunakan alasan terorisme untuk menyerang Irak dan Afghanistan.

Sikapnya yang keras dalam membela Islam itu, diakui Frederic, membuat dia dihina oleh para pemain sepak bola lainnya. "Ya dan beberapa dari mereka masih bermain di Spanyol," katanya.

Namun, terkait hal ini, ia menyatakan siap untuk menghadapi apa pun dan tidak akan beranjak sedikit pun meninggalkan Islam. Seolah ingin memantapkan posisi keislamannya, Kanoute juga menerapkan perilaku Islami saat bertemu publik, baik di ruang pers maupun saat latihan di tempat latihan Spurs di Chigwell.

Pemain yang murah senyum dan berbicara hati-hati ini tak mengikuti gaya para pesepak bola Inggris yang gemar mengenakan anting berlian, mengecat rambut, dan mengendarai mobil mewah. Sikap keislamannya juga terlihat dari perilaku Kanoute yang dikenal sebagai pesepak bola Muslim yang taat.

Ia kerap melakukan shalat lima waktu di ruang ganti ketika pertandingan berjalan, tetap berpuasa dalam pertandingan dan latihan di bulan Ramadhan. Dia juga tidak meminum bir, menyelamatkan sebuah masjid di Sevilla, dan meminta kostum khusus tanpa sponsor karena Sevilla --klub tempat ia bernaung ketika itu-- disponsori oleh rumah judi.




Robin van Persie

Robin van Persie (lahir di Rotterdam, Belanda, 6 Agustus 1983; umur 27 tahun) adalah penyerang tim nasional sepak bola Belanda yang bertinggi badan 183 cm dan bermain di Inggris FA Premier League untuk tim Arsenal. Ia termasuk anggota Timnas Belanda yang memperkuat negara tersebut di Piala Dunia 2006, Piala Eropa 2008, dan Piala Dunia 2010. Van Persie merupakan pemain keturunan Indonesia. Ia juga seorang muslim.

Robin Van Persie adalah seorang pemain sepakbola untuk timnas Belanda. Sedikit yang diketahui tentang Robin van Persie pemain Arsenal mulai pada tahun 2004. Van Persie hanya bermain di tim pertama di klub Eredivisie untuk beberapa musim. Namun Van Persie akhirnya menunjukkan siapa dirinya ke penggemar Arsenal. Ia ternyata bernilai tinggi dan sekarang menjadi pemain penting bagi klub dan negara Kincir Angin.
Squad No: 9
Posisi: Forward
Umur: 26
Tanggal Lahir: 6 Agustus 1983
Tempat Lahir: Rotterdam, Belanda
Tinggi: 0”6 ‘(1.83m)
Berat: 160 lbs (72,4 kg)
Tim – Belanda
Klub – Arsenal
Van Persie memulai debut internasional di musim panas 2005, 12 bulan setelah pindah ke Emirates. Dia perlahan-lahan mengikuti Arsenal, yang sangat ingin mengubahnya dari pemain sayap-kiri menjadi pemain depan. Pada saat Piala Dunia 2006, Van Persie masuk tim pertama Belanda.
Meskipun cedera dialami ketika di Arsenal, dan juga terpengaruh keterlibatannya dengan Belanda, ketika pas dia menjadi pemain eksplosif dengan tembakan seperti peluru. Dia melakukan debut untuk Belanda melawan Rumania pada bulan Juni 2005 dan segera menjadi pemain penting, mendapatkan tempat yang mulai baik pada Piala Dunia 2006 dan Euro 2008.
Kekuatan: Dengan kecepatan dan keterampilan yang ok, ia dapat mengubah permainan secara cepat. Dia secara teknis sangat baik dengan visi untuk membuka pertahanan lawan. Van Persie adalah pemain berketerampilan tinggi dan kemampuannya yang senang dalam mencoba hal hal spektakuler.
Karir tinggi: Memenangkan Piala UEFA pada tahun 2002, umur 17, sebagai Feyenoord mengalahkan Borussia Dortmund 3-2 di stadion Feyenoord
"Dia sangat cerdas dan berbakat tetapi sebagian besar yang ia sangat tertarik dengan permainan Pada awalnya kami memberinya Dennis Bergkamp sebagai model peran.. Dan dia telah tumbuh menjadi peran Bergkamp. Dia seperti Dennis dan dia mencetak gol lebih dari Dennis. Dia dihormati Dennis dan mendengarkan nasihatnya. " Bos Arsenal Arsene Wenger pada bulan Februari 2009.
Menurut situs Soccernet mengatakan: Jika Belanda mencari pemenang pertandingan Van Persie bisa jadi orang itu. Dia memiliki kemampuan untuk mencetak gol di final Piala Dunia.





Khalid Boulahrouz

Boulahrouz dilahirkan 28 December 1981 dalam sebuah keluarga Berber yang hidup Rifi Maroko di Belanda. Ia memiliki delapan saudara kandung. Sebagai anak, ia pergi ke akademi muda Ajax dan Haarlem. Ketika dia berumur enam belas tahun ayahnya meninggal dan ia harus bertanggung jawab atas keluarganya.
Sementara Boulahrouz berada di Swiss mempersiapkan untuk putaran final Euro 2008 triwulan melawan Rusia, istrinya Sabia melahirkan seorang anak perempuan lahir prematur Anissa yang meninggal di sebuah rumah sakit Lausanne Dia memilih untuk bermain melawan Rusia beberapa hari kemudian, di mana. Yang Tim Belanda mengenakan ban lengan hitam dalam memori putrinya.
Seorang anak perempuan kedua, Amaya lahir pada Maret 2010.

Di masa mudanya Boulahrouz bermain secara berurutan untuk Excelsior Maassluis, DSOV, Ajax, Haarlem dan AZ.

Boulahrouz dengan Chelsea
Pada tanggal 18 Agustus 2006, Chelsea setuju biaya dengan Hamburg untuk menandatangani Boulahrouz. Biaya dianggap sekitar £ 8,5 juta (€ 12 juta) . Setelah pertandingan pembukaan Chelsea pada musim 2006-07, manajer José Mourinho mengkonfirmasikan bahwa klub telah menandatangani Boulahrouz dan klub tetapi menunggu izin internasional harus diselesaikan, sebelum berbicara tentang potensi peran Boulahrouz akan ada di samping. Mourinho menyatakan "Dalam skuad pendek dan di negara mana Anda hanya dapat memiliki 16 pemain untuk pertandingan, sangat penting untuk memiliki penutup untuk berbagai posisi. Jadi, misalnya, kini aku bisa memiliki [Khalid] Boulahrouz, Ricardo [Carvalho] dan John [Terry] - tiga pilihan untuk pusat, saya dapat memiliki Paulo [Ferreira] dan Boulahrouz - dua pilihan untuk sisi kanan, aku dapat memiliki Boulahrouz dan Wayne Bridge - dua opsi untuk sisi kiri ".
Pada tanggal 21 Agustus 2006, Chelsea menyelesaikan penandatanganan Boulahrouz. Enam hari kemudian, ia menyerahkan debut Premiership melawan Blackburn Rovers. Dia memakai nomor 9 shirt, yang sebelumnya ditempati oleh Hernán Crespo - ini adalah nomor konvensional bagi seorang pembela, yang secara tradisional dikaitkan dengan striker, tapi diberikan kepadanya hanya karena kebetulan salah satu nomor tidak saat ini dialokasikan untuk pemain dengan chelsea pada saat penandatanganan.
Boulahrouz membuat awal yang menjanjikan untuk karir Chelsea nya, memikirkan menonjol dalam permainan tinggi profil melawan Liverpool dan lebih terutama Barcelona di mana ia didominasi Ronaldinho. Namun, Boulahrouz secara bertahap putus nikmat. Boulahrouz telah keluar untuk periode waktu yang panjang setelah cedera lutut, diikuti oleh cedera bahu saat bermain di sebuah pertandingan Piala FA melawan Norwich City.
Boulahrouz akhirnya keluar dari pertarungan sebagai musim luka bawah, dengan John Terry dan Ricardo Carvalho sebagai pasangan defensif pilihan pertama. Ketika Carvalho terluka melawan Spurs, manajer Mourinho Terry dipasangkan dengan gelandang Ghana Michael Essien.

Tak heran jika Khalid menjadi tumpuan hidup keluarganya, dengan menghidupi delapan saudaranya. Khalid muda menuai beban yang berat dan pengalaman hidup yang luar biasa, termasuk ketika dikeluarkan dari Akademi Junior Ajax dan Haarlem.

Namun, setelah melalui masa-masa sulit itu, Khalid akhirnya bisa menemukan kenyaaman ketika membela Waalwijk, tempat dimana pelatih Martin Jol memberikan dia kepercayaan tinggi yang selama ini dia cari. Dia mulai karier profesionalnya bersama klub RKC, 9 Maret 2002 melawan Heerenveen.

Dikenal dengan sebutan ‘Khalid the Cannibal’ karena kemampuannya ‘memakan’ lawannya, tak membuat Khalid sakit hati, sebagai pemeluk Islam yang taat, Khalid berusaha untuk terus mendekatkan diri pada Allah SWT.

Dalam sebuah wawancara dengan harian de volkskrant beberapa waktu lalu, Khalid menyebutkan manfaat Islam untuk dirinya.

“Saya berusaha sebisa mungkin untuk mengembangkan pengetahuan saya tentang Islam. Saya shalat lima waktu setiap hari dan saya mengaji Al Quran. Saya belajar bahasa Arab, jadi saya bisa mengerti lebih bagus,” kata Khalid kala itu.

“Mengaji Al Quran, memberi saya kedamaian dan membuang stress yang ada. Saya berusaha untuk menjalaninya dalam kehidupan sehari-hari. Kesabaran sangat penting di situasi yang sukit, saya harus bisa mengatasinya. Kesabaran ada manfaatnya,” papar bek tim nasional Belanda ini.

Ketika Boulahrouz berada di Swiss untuk pertandingan perempat final Piala Eropa 2008 melawan Rusia, anak hasil pernikahannya dengan Sabia, lahir prematur. Anak perempuannya yang diberi nama Anissa ini meninggal di rumah sakit Lausanne.

Meski tengah dilanda kesedihan, Boulahrouz tetap memilih tampil melawan Rusia beberapa hari kemudian, dan seluruh pemain Tim Orange mengenakan ban hitam di lengan mereka untuk mengenang anak perempuan Boulahrouz.



Mungkin ada yang belum mengetahui jika gawang Timnas Korea Selatan (Korsel) ternyata dikawal oleh Lee Won Jee yang memeluk agama Islam. Won Jee menjadi Muslim sejak 2004 lalu seiring dengan perkembangan agama Islam di negeri Korsel. Ia pun tak pernah lupa menjalankan salat lima waktu, meski tugas yang diembannya di Afrika Selatan (Afsel) cukup berat.

Sebelum diminta untuk memperkuat lagi skuad Korsel untuk Piala Dunia 2010, Lee pernah mengikuti Piala Dunia 1994, 2002 dan 2006. Pria kelahiran Cheongju, Chungbuk, Korea Selatan tanggal 26 April 1973 ini memang selalu dipercaya menjadi kiper nomor satu di timnas Korsel.

Karir internasional Lee dimulai ketika ia dipercaya untuk memperkuat tim nasional Korsel pada ajang Olympiade 1992 di Barcelona. Karirnya makin meroket ketika dia berhasil mementahkan tendangan penalti pemain sayap Spanyol, Joaquin, di perempat final Piala Dunia 2002. Tendangan tersebut merupakan tendangan pinalti keempat Spanyol.

Keberhasilan Lee menahan bola yang dilayangkan Joaquin ini membuat Korea Selatan lolos ke semifinal, untuk pertama kalinya dalam sejarah sepak bola mereka. Kala itu, Korsel mengalahkan La Furia Roja 5-3 dalam drama adu pinalti, Namun, langkah tim nasional Korsel berhasil dihadang oleh Jerman di babak semifinal dengan skor 0-1.

Terpikat Islam

Namun tidak banyak yang tahu jika sosok kiper senior tim nasional Korsel yang mendapat julukan 'Si Tangan Laba-Laba' ini adalah seorang Muslim. Ya, dalam skuad tim negeri ginseng yang berlaga dalam Piala Dunia 2010 yang baru saja berakhir, Lee boleh dibilang satu-satunya pemain sepakbola Muslim.

Perihal keislaman Lee ini memang belum diketahui banyak pihak. Maklum, di Korsel mayoritas penduduknya beragama Budha dan Kristen. Jadi, tak mengherankan, jika sosok Lee sebagai Muslim jarang diekspos. Meskipun begitu, di kalangan Muslim pencinta sepakbola, Lee lumayan dikenal. Lee adalah seorang mualaf sejak tahun 2004. Jadi, ketika dia menyandang predikat Muslim sebagai pemain Korea di Piala Dunia adalah sejak Piala Dunia 2006 di Jerman. Namun sayang, kiprah Lee pada Piala Dunia tersebut hanya sampai pada babak penyisihan.

Perkenalan Lee dengan Islam terjadi di tahun 2004 silam. Sebelum memeluk Islam, Lee adalah penganut Kristen yang terbilang taat. Namun, perkembangan Islam yang cukup pesat di Korea Selatan membuatnya tertarik dengan ajaran Islam. Lee pun akhirnya memutuskan menjadi Muslim. Dan, sejak saat itu ia taat menjalankan shalat dan puasa.

Saat Ramadhan tiba, Lee tetap berpuasa meski kompetisi sepak bola tengah berlangsung. Setiap harinya, Lee pun seperti biasa menjalankan shalat lima waktu dan sesekali ke masjid kalau pulang latihan atau menuju rumahnya. Lelaki berusia 37 tahun ini menikmati hari-harinya dengan tenang meskipun orang-orang di lingkungan sekitarnya kebanyakan non-Muslim. Lee pun merasakan tolerasi beragama di tim nasional Korea Selatan dan di klubnya sehingga dia tidak merasa rikuh dengan predikat Muslim yang disandangnya.

Pensiun

Sepanjang karirnya, Lee tercatat sudah mengikuti empat Piala Dunia, dan ini membuat namanya masuk dalam dafrtar salah satu dari tujuh pemain Asia yang pernah bermain di empat Piala Dunia yang berbeda. Namun, pada ajang Piala Dunia 2010 lalu ia hanya menjadi pemanas bangku cadangan. Pelatih kepala Korsel Huh Jung-moo lebih memercayakan posisi kiper nomor satu kepada Jung Sung-ryong.

Posisinya yang hanya menjadi pemanas bangku cadangan selama Piala Dunia 2010 lalu ini agaknya yang membuat Lee akhirnya memutuskan untuk pensiun sebagai pemain nasional. Pertandingan persahabatan melawan Nigeria pada 11 Agustus 2010 lalu dengan kemenangan 2-1 menjadi penampilan Lee yang terakhir di tim nasional Korea Selatan. Lee telah menjadi bagian dari skuad Ksatria Taeguk dalam 130 pertandingan sejak 1994, atau dua tahun sebelum mencicipi karier profesionalnya bersama klub Suwon Samsung Bluewings.

Sosok kiper bertinggi badan 182 sentimeter dan berat 82 kilogram ini pernah memukau publik Indonesia di ajang Piala Asia 2007. Dalam ajang Piala Asia 2007 ini Lee dipercaya memegang ban kapten timnas Korsel menggantikan posisi Kim Nam-Il yang kala itu tengah didera cedera.

Di ajang Piala Asia 2007 ini Lee kembali membuktikan diri sebagai spesialis jago adu penalti ketika timnya bentrok melawan Jepang dalam perebutan peringkat ketiga di Stadion Jakabaring, Palembang. Berkat kepiawaiannya, tim Negeri Ginseng itu berhasil merebut posisi itu lewat kemenangan 6-5.

Namun, Piala Asia 2007 juga menjadi titik terendah dalam kariernya sebagai pesepakbola. Ia dihukum larangan tampil selama setahun oleh Asosiasi Sepak Bola Korsel (KFA) karena indisipliner. Ia diketahui pulang larut malam setelah timnya lolos ke semifinal.

Di ajang Liga Korea Selatan, Lee mengawali debutnya bersama klub Kyunghee University sebelum akhirnya memilih untuk bergabung dengan Suwon Samsung Bluewings. Selama memperkuat Suwon Samsung antara tahun 1996 hingga 1999, ia tercatat pernah tampil dalam seratus kali pertandingan.

Kebijakan pemerintah Korsel saat itu membuatnya terpaksa harus mengikuti program wajib militer selama dua tahun. Saat mengikuti wajib militer inilah ia bergabung dengan Gwangju Sangmu FC yang merupakan tim sepak bola Angkatan Darat. Pada tahun 2002, ia memutuskan untuk kembali merumput di Suwon Samsung Bluewings. Hingga saat ini ia telah mencatat lebih dari 200 penampilan bersama Suwon Samsung.

1 komentar: